Mundurnya Airlangga Hartarto Dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar, Jokowi akan Tempati Jabatan Ketum Partai Golkar

Mundurnya Airlangga Hartarto Dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar, Jokowi akan Tempati Jabatan Ketum Partai Golkar

SpotPolitik

12 Agustus 2024

SPOTNUSA.COM – Kabar hangat mundurnya Airlangga Hartarto dari jabatan Ketua Umum atau Ketum Partai Golongan Karya (Golkar) pada Minggu (11/8/2024) lalu mengejutkan berbagai pihak.
Sebab keputusan tersebut disampaikan secara mendadak dan menjelang kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

 Dengan judul Antisipasi Jadi Gelandangan Politik, Pengamat Sebut Jokowi akan Tempati Jabatan Ketum Partai Golkar, Kini masyarakat mempertanyakan siapa sosok selanjutnya yang akan memimpin partai berlambang pohon beringin itu.
 
Komunikolog Politik dan Hukum Nasional, Tamil Selvan mengatakan, kursi Ketua Umum Partai Golkar selanjutnya akan diambil alih oleh Presiden RI, Joko Widodo.
"Pasca mundurnya Airlangga Hartarto saat ini poinnya adalah siapa sosok yang akan menggantika posisi Ketua Golkar, sejak 5 tahun lalu saya sudah bicara bahwa posisi Airlangga selama ini menempati atau menjaga losisi Jokowi yang suatu saat akan diambil kembali," ujar Tamil kepada spotnusa.com, Senin (12/8/2024).
 
Lebih lanjut ia menjelaskan, alasan kuat dugaan bahwa Jokowi akan menjadi Ketum Partai Golkar yakni untuk mengamankan kekuatan politik yang ada hingga saat ini.

Hal tersebut disampaikan berdasarkan upaya-upaya Jokowi yang mencoba mengambil alih Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ataupun Partai Gerindra.

 
 Dengan judul Antisipasi Jadi Gelandangan Politik, Pengamat Sebut Jokowi akan Tempati Jabatan Ketum Partai Golkar, Kabar akan Jokowi memimpin PSI berhembus kencang pada Pemilu 2024 lalu saat putra bungsunya Kaesang Pangarep ditetapkan sebagai Ketum PSI pada Senin (25/9/2023) silam.
 
"Jokowi itu butuh kekuatan politik besar, makanya dia mencoba membangun PSI dan juga mencoba tukar guling posisi Ketum Gerindra, tapi ternyata itu hal yang tidak mungkin," ujar dia.
 
"PSI yang coba dibangun dengan langsung menerjunkan anaknya ternyata enggak bisa 
mendapat 4 persen suara, sementara Gerindra itu partai yang terlalu matang dan isinya aktor politik yang sefang on fire ditambahlagi selama 10 tahun Gerindra itu tidak berada di lingkarannya," paparnya.

Kendati demikian apabila bukan Jokowi yang ditunjuk, posisi Ketum Partai Golkar akan berpindah ke Gibran Rakabuming Raka yang merupakan Wakil Presiden RI terpilih periode 2024-2029.
 
Dugaan dipilihnya putra Jokowi itu dinilai akan menjadi perwujudan Asian Value bagi situasi politik di Tanah Air lantaran usia yang masih muda.
 
"Dugaan saya dua nama ini yang memiliki tarik ulur keras di dalam internal Partai Golkar untuk menduduki posisi ketua umum, karena sosok Jokowi sebagai tokoh politik mumpuni, mantan Presiden RI dan dihormati para ketum partai lainnya," tuturnya.
 
SPOTNUSA.COM
 
 
 
 
 
 
 

Ditulis oleh : SpotNusa Redaksi Utama